INHU – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Rabu (21/10/2015) pagi mencatat ada 633 titik panas (Hotspot) di seluruh kawasan Sumatera. Akibatnya, sebagian wilayah Provinsi Riau terkena imbas dan masih diselimuti jerebu pekat, berbau dan sangat tidak sehat.
633 titik panas tersebar di tujuh provinsi, dimana Sumatera Selatan (Sumsel) masih mendominasi. Hasil pantauan satelit Terra dan Aqua Rabu pagi, di Sumsel ada 462 titik panas. “Di Jambi 70 titik panas, Lampung 23 titik panas, Sumbar enam titik panas, Bangka Belitung 28 titik panas, dan Bengkulu 19 titik panas,” kata kepala BMKG Pekanbaru, Sugarin.
Sedangkan di Riau terdapat 25 titik panas, yang tersebar di tiga Kabupaten, seperti Kepulauan Meranti empat titik panas, Inhu delapan titik panas dan Inhil 13 titik panas. “Untuk titik api ada sekitar 22 titik panas, yakni di Inhil 12 titik, Meranti tiga titik dan Inhu ada tujuh titik panas,” ulasnya Rabu pagi.
Banyaknya titik panas itu berimbas dengan peningkatan volume asap, termasuk di Riau. Pagi tadi saja, nyaris seluruh wilayah Riau terpapar jerebu pekat, berbau dan membuat mata perih. Kawasan terparah seperti di Pekanbaru, Dumai, Rengat dan Pelalawan. Disini jarak pandang akibat asap hanya berkisar 200 hingga 500 meter saja.
BNPB Menghitung ada 3.226 Titik Panas di Indonesia
Menurut data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pada Selasa kemarin, terdapat 3.226 titik panas diseluruh Indonesia. Tak itu saja, sebaran asap juga terus meluas, yang diperparah dengan kondisi cuaca yang kering, sehingga kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) berpotensi semakin meningkat.
Untuk itu, pemerintah Indonesia akan menambah kekuatan satgas udara, dengan tambahan pesawat water bombing, khususnya di Sumsel. Untuk mengatasi hal itu, Menkopolhukam menyatakan telah meminta tambahan lima unit air tractor, dimana nanti tiga unit untuk di Sumsel dan dua unit untuk Kalteng.
“BNPB diminta menghitung berapa keseluruhan pesawat sejenis Bombardier, Be-200 dan Air Tractor untuk water bombing. Jika perlu ditambah masing-masing jenis pesawat itu lima unit. Water bombing dikombinasikan dengan bahan kimia,” kata Sutopo Purwo Nugroho, selakuKepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB.
Pemerintah juga akan menghubungi Rusia, Canada, Australia serta lainnya yang memiliki jenis pesawat tersebut. Sedangkan untuk operasi darat, Panglima TNI akan mengganti pasukan TNI yang sudah sebulan lebih di lapangan, dengan personil yang baru.
+
Sumber : GoRiau