Opini – Ilmu membuat seseorang menjadi orang yang berguna baik bagi diri sendiri maupun orang lain, ilmu juga merupakan investasi terbaik apalagi disaat kemajuan teknologi yang sudah tak terbendung seperti saat ini. Menuntut ilmu tidak harus dengan belajar di bangku kelas, namun banyak cara yang dapat kita dilakukan seperti dengan membaca buku-buku, jurnal-jurnal, bahkan selalu mengikuti informasi terbaru dari berbagai situs pemberitaan.
Bukan itu saja, dengan cara berkumpul dengan orang orang yang ahli dibidangnya atau bertukar pikiran dengan orang orang sekitar merupakan cara lain untuk menuntut ilmu.
Menuntut Ilmu tidak mengenal usia serta jenis kelamin, yang penting niat seseorang yang punya kemauan untuk menambah pengetahuan.
Pendidikan merupakan sesuatu hal yang penting dan sangat dibutuhkan, sehingga tak perlu takut dengan anggapan sebagian orang untuk mengenyam bangku kuliah itu mahal. Banyak sekali beasiswa beasiswa yang diberikan oleh berbagai institusi, baik pemerintah maupun swasta untuk membantu hal tersebut. Tidak hanya didalam negeri, namun juga luar negeri. Oleh karena itu kita hanya perlu punya niat dan semangat yang kuat serta bersungguh sungguh dalam menuntut ilmu untuk mendapatkan kesempatan kesempatan tersebut.
Ini adalah salah satu contoh perjuangan seorang nenek yang patut diacungi jempol semangatnya dalam menuntut ilmu membuat siapa saja terkagum, di usia yang kebanyakan orang seumurannya sudah malas untuk berjalan, badan sudah sakit-sakitan dan malas untuk berpikir yang macam-macam tapi Nenek ini punya impian yang sangat luar biasa yang patut kita jadikan motivator penyemangat dalam mencari dan menambah ilmu, seorang itu adalah Diana Patricia Hasibuan. Dia adalah seorang Nenek yang memiliki 6 orang anak dan memiliki 13 cucu, keseharian nya sebelum berangkat kuliah ia sudah menyiapkan keperluan untuk keluarganya dan suaminya menyiapkan masakan sehingga suaminya pun tidak tau kalau istrinya adalah seorang mahasiswa, dengan perjuangan yang pantang menyerah ia mulai kuliah S1 di usia 65 tahun dan meraih gelar S1 diusia 69 tahun. Setelah lulus nenekpun tak langsung puas beliau langsung mengambil S2 dan ia mampu meraih gelas master di usia yang tidak lagi muda, yakni 73 tahun.sungguh luar biasa yaa. Selanjutnya lulus S3 di usia 77 tahun. Beliau membuat tesis sebanyak 315 halaman dengan menggunakan mesin tik kesayangannya. Prestasi tersebut mampu mencatatkan nama Patricia sebagai peraih gelar master tertua di Indonesia dan tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI). Awalnya karena keadaan ekonomi yang tidak mendukung, Patricia harus rela mengubur mimpi masa mudanya menjadi seorang dokter. Meski pun begitu, Diana lantas tak surut semangatnya dalam menuntut ilmu. Kini Patricia menjadi dosen tetap mengajar mata kuliah Pengantar perjanjian lama dan Pilsafat Pendidikan. Patricia telah membuktikan jika usia bukanlah suatu halangan dalam menuntut ilmu dan pesan inilah yang ingin ia sampaikan pada generasi muda saat ini.
Sekarang kita bias bercermin dari semangat seorang Patricia dalam mencari dan menambah ilmu apalagi tehnolugi internert sudah merambah seluruh pelosok negri ini.(*)
Penulis : Sudiyarti,S.Pd.SD – Guru SDN 001 Kundur Utara