Kundur News –Tanjungbatu – Layaknya seperti sebuah rumah, untuk memberi nilai tambah pada sebuah sekolah bisa dilakukan berbagai macam cara mulai dari pengecatan, pembuatan taman, dekorasi hingga pemasangan horden dan lain sebagainya. Hal ini memang di anjurkan karena mampu menjadikan sekolah dimana anak-anak didik merasa di sekitaran rumahnya, karena nyamannya saat berada di sekolah tersebut.
Hal itu telah dilakukan oleh sekolah SDN 001 Kundur Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau. Untuk tampil beda dengan sekolah-sekolah lainnya, pihak paguyuban yang dibentuk oleh sekolah yang terdiri dari orang tua wali murid melakukan pengecatan di ruang-ruang belajar di sekolah tersebut. Tidak hanya mengecat, sekolah Dasar 001 itu juga menambah pasilitas, berupa kipas angin dan pemasangan horden untuk tiap-tiap kelas. Untuk biaya kesemuanya itu, sebanyak ratusan siswa di patok dengan iuran sebesar Rp 150.000,- persiswa. Hebat bukan?.
Tapi sayangnya tidak semua orang tua siswa yang mampu memberikan iuran sebanyak itu kepada paguyuban sekolah, mereka juga malah merasa heran di saat ekonomi yang memang lagi sedang sulit, apalagi bagi mereka yang mempunyai dua atau tiga orang anak dididik di sekolah tersebut, hal ini sangatlah memberatkan bagi mereka. Tapi paguyuban sekolah ini mempunyai kebijakan tersendiri, uang boleh di ansur/cicil, dan mencari donator-donatur orang tua murid yang kiranya mampu untuk menutup kekurangan tersebut, sehingga murid-murid yang lainnya cukup hanya membayar sekitar Rp. 50.000,- per siswa.
Hal tersebut disampaikan oleh dua orang wali murid SDN 001, kepada wartawan. Secara terpisah, kedua wali murid ini menyampaikan hal yang sama, tentang rasa herannya tentang pungutan uang cat dan uang langsi atau gorden di sekolah itu.
“Saya heran sekali di sekolah anak kami ni (SDN 001.red), sekolah-sekolah lain saya dengar tidak ada yang dipungut biaya apapun, di sekolah ini malah dipungut biaya, jadi biaya-biaya dari pemerintah tu larinya kemana?, tak mungkin tidak cukup, ujar salah satu wali murid kepada wartawan di kedai kopi Aceng, Senin (02/10).
“Satu orang siswa kami dikenakan 50 ribu per siswa. Sebelumnya Rp.150.000, oleh karena banyaknya donatur yang menyumbang, akhirnya kami dikenakan Rp.50.000,-“, tambahnya.
Demi keakuratan informasi, Ke-Halaman_Selanjutnya