Demi keakuratan informasi, secara acak, awak media coba menelusuri kebenaran dari wali murid yang lain di sekolah yang sama. Melalui selurer, nara sumber itu menyebutkan hal yang serupa, ia bahkan menambahkan, “walau itu merupakan hasil rapat, mau tidak mau kita tidak enak kalau bilang tidak mau, anak kita sekolah disitu. Dan siapa yang keberatan untuk menyumbang, namanya juga di catat”, tuturnya.
Ia juga menyampaikan rasa keheranannya, atas pembangunan sekolah tersebut dan tidak mempermasalahkan dengan sumbangan sukarela itu.
“Kami sebenarnya tidak masalah sumbangan itu, cuman kita hanya heran, pemerintah punya anggaran, seperti uang BOS (Biaya Operasi Sekolah), masak tidak di manfaatkan,” ujarnya.
“Anggaran pembangunan dari pemerintah saya dengar kan ada bermacam, tapi larinya kemana. Tak apalah namanya juga sumbangan”, pungkasnya.
Kepala SDN 001 Kundur, H. Ruslan saat ditemui di ruang kerjanya pada, Selasa pagi (03/10), mengatakan, pengecatan dan pembelian kipas angin di kelas-kelas sekolahnya itu dilakukan oleh paguyuban di sekolah SDN 001 Kundur. Ia juga mengakui tidak tahu menahu, sepenuhnya apa yang dilakukan oleh paguyuban itu sendiri.
“Pengecatan ini dilakukan oleh paguyuban sekolah yang telah kami bentuk sesuai dengan program pemerintah di kelas-kelas masing-masing. Terkait dengan sumbangan, kami dan guru-guru disini juga tidak mengetahuinya. Berapa sumbangannya dan sifatnya bagaimana, dan saya dengar juga ada yang menyumbang kipas angin, dan lain sebagainya”, terang Ruslan.
Ruslan juga mengarahkan awak media ini untuk melakukan konfirmasi ke Dinas Pendidikan Karimun.
“Coba di konfirmasi juga ke Dinas Pendidikan Karimun, terkait program paguyuban. Disana ada Kepala Bidang (Kabid) khusus mengenai paguyuban tersebut”, kata dia.*