Creutzfeld-Jakob disease (CJD) adalah penyakit otak yang sangat langka dan fatal. Penyakit ini bisa menyebabkan demensia progresif dan gangguan neuromuskuler.
Ini adalah penyakit mengerikan yang dapat membuat seseorang merasakan kematian yang sangat menyakitkan. Orang yang terjangkit akan mengalami perubahan suasana hati yang drastis, mati rasa, gerakan tubuh yang tidak terkendali, dan gejala neurologis lainnya. Penyakit ini sepintas mirip dengan Alzheimers, namun jauh lebih mematikan.
CJD memiliki durasi waktu sekitar 18 bulan sejak munculnya gejala pertama hingga kematian. Tetapi dalam beberapa kasus, tingkat keparahan penyakit terjadi lebih cepat. Sayangnya, tidak ada pengobatan yang efektif untuk CJD, dan penyakit ini selalu bersifat fatal. Ada faktor yang membuat seseorang bisa terserang CJD: 1) terjadi secara sporadis; 2) diwariskan; dan 3) ditularkan melalui infeksi.
Seperti dilansir nhs.uk, hanya ada beberapa kasus CJD yang terjadi karena paparan individu yang terinfeksi. Infeksi jenis ini terjadi sebagai akibat dari prosedur medis yang menggunakan materi manusia yang telah terinfeksi atau instrumen bedah. Penyakit ini dapat terjadi karena transplantasi kornea, implantasi elektroda di otak, atau instrumen bedah yang telah terkontaminasi.
Sementara itu, kontak normal tidak cukup untuk menyebarkan penyakit ini antara satu orang ke yang lain. Penyakit Creutzfeld-Jakob sendiri merupakan penyakit langka yang hanya terjadi 1:1000.000 setiap tahun.
Beberapa gejala umum yang tampak pada pasien CJD seperti insomnia, depresi, kebingungan, perubahan kepribadian, sensasi fisik yang aneh, dan masalah dengan memori, koordinasi, dan penglihatan. Kemudian, pasien akan mengalami demensia progresif dan gerakan menyentak involunter. Mereka juga akan mengalami masalah dengan bahasa, penglihatan, kelemahan otot, dan koordinasi tubuh akan memburuk.
Pada tahap akhir penyakit, orang yang terjangkit akan kehilangan semua fungsi mental dan fisik mereka, serta mengalami koma. Orang dewasa yang mengembangkan demensia dengan cepat harus mewaspadai gejala tersebut.
Tes laboratorium biasa belum bisa mendiagnosis penyakit ini. MRI dan X-ray bahkan belum bisa mendeteksinya. Tes yang paling membantu adalah electroencephalogram (EEG), yang mengukur aktivitas gelombang otak dan sering menunjukkan pola normal ketika CJD hadir.
Diagnosis pasti dari CJD memerlukan biopsi otak atau otopsi yang dapat mendeteksi perubahan dalam jaringan otak yang disebabkan oleh penyakit ini. Para ahli medis masih bekerja keras untuk mengembangkan tes yang baru, termasuk cara untuk mengidentifikasi protein prion yang diduga memicu CJD.
Penyakit Creutzfeld-Jakob pertama kali didiagnosis pada 1920-an. Selama 10 tahun terakhir, variasi penyakit ini telah ditemukan di Inggris. Rata-rata usia pasien adalah 28 dan 63 tahun, dan durasi penyakit adalah 14 bulan.
Terdapat 10 kasus CJD yang telah dikonfirmasi, dan penjelasan yang paling mungkin tentang penyebaran penyakit ini berasal dari paparan langsung daging yang terinfeksi. Ada empat kasus dari varian ini yang terjadi di Prancis, satu di Irlandia.
+
+
+
http://www.merdeka.com/sehat/serang-otak-penyakit-ini-belum-ada-obatnya.html