Kundur News – Secara bertahap proses pembangunanan di Kepulauan Kundur, satu demi satu terselesaikan. Mulai dari pembangunan Puskesmas, atau sering disebut Rumah Sakit, Jalan Tanggul dari Urung ke Tg Batu, Tanggul dari Teluk Radang menuju Urung, dan infrastruktur lain sebagainya, Sebagai persiapan untuk menyongsong sebuah daerah otonomi baru yakni Kabupaten Kepulauan Kundur. Tentunya hal ini tidak terlepas dari jumlah biaya yang tidak sedikit. demi mencapai satu tujuan.

Peran masyarakat setidaknya dituntut tidak hanya sebagai pendengar dalam berbagai hal, akan tetapi setidaknya, baik secara langsung maupun tidak, ikut mengawasinya. Dalam hal proses pengerjaan, baik itu pekerja yang berasal dari dalam maupun yang datangnya dari luar daerah kundur sendiri.

Biaya yang tidak sedikit, dan dengan jumlah keterbatasan pengawas lapangan tentunya kita juga tidak mau kecolongan dari orang orang yang barangkali baik disengaja maupun yang tidak sengaja, mengambil kesempatan di tengah tengah kesibukan dan keterbatasan tersebut.

Biaya kecil, akan mendapat hasil yang kecil atau sederhana, Biaya besar tentunya akan menghasilkan qualitas yang tinggi atau hasil yang besar. Dengan kata lain biaya besar tentunya hasil tidak asal jadi. Dan saat ini tak ayal kita temui, biaya besar tapi hanya menghasilkan yang kecil atau sederhana bahkan mengecewakan.

Contoh kami mengajak untuk Menyimak proses pembangunan Puskesmas Tanjungbatu di Kepulauan Kundur. Pembangunan sudahpun selesai. Dan dalam waktu tidak berapa lama lagi akan segera diresmikan. Kedepan diharapkan bangunan ini menjadi sebuah rumah Sakit satu satunya yang ada di Kepulauan Kundur, akan menjadi sebuah kebanggan tersendiri, bagi kita dan keluarga khususnya yang berdomisili di Kepulauan Kundur.

Dengan harapan, kita tidak pernah lagi mendengar sibuknya sang pasien dengan urusan ambulans yang harus melaju ke Selat Beliah, menyeberang lautan dan kemudian turun naik di pelabuhan, yang paling tidak makan waktu sekitar 3 jam atau lebih, baru bisa terawat dengan intensif. Di RSUD Karimun. Belum lagi dengan harus menunggu berjam2 menjelang proses ADM terselesaikan.

Dari awal pembangunan, hingga menjelang diresmikan, Kundur News selalu memantau dari segala sisi pembangunan Puskesmas Kundur, dengan cara menghimpun data baik itu data kongkrit menampung segala informasi dari narasumber dalam hal ini para tukang, dan wawancara langsung dari pihak perusahaan pengelola.

Dengan maksud dan tujuan, berharap bangunan ini benar benar menjadi bangunan yang megah dan mampu bersaing dengan daerah daerah lainnya di Indonesia. Tentunya secara tidak langsung menjadi sebuah kebanggan tersendiri khususnya bagi putra putra daerah yang apalagi bagi mereka yang menetap di Kundur.

Dari hasil yang dihimpun Wartawan beserta Tim di lapangan, terdapat beberapa kejanggalan kejanggalan didalam pembangunan puskesmas, diantaranya :

6. Belum lagi dioperasikan, pembangunan sudah terjadi Keretakan di sana sini. Dan hal yang paling vital adalah terjadi keretakan pada tiang tengah bangunan.

5. Pembangunan tidak siku. Hal ini dibuktikan dengan penyusunan kramik yang berbentuk genjang. Besar dugaan pembangunan ini di lakukan dengan tangan yang tidak professional. Atau asal jadi.

4. Sesuai dengan Rancangan Anggaran Belanja (RAB) setiap Ruangan mempunyai alat sensor asap rokok. Namun sampai saat ini belum juga terpasang.

3. Segala suplys. Seperti kran air, stop kontak, maupun pipa air, semunya menggunakan bahan yang murahan

2. Jika hujan deras, terjadi kebocoran pada atap. Dan apabila hal ini terbiarkan, besar kemungkinan akan merusak pelavon. Tentunya akan lebih banyak lagi menelan biaya perawatan.

1. Pondasi bangunan. Pada RAB sebesar Rp. 7.209.114.486,- terjadi kelebihan dana sebanyak 2M lebih dan dialihkan untuk pembuatan taman.

Mulai dari :

6. Fahmi Konsultan PT. Pulau Bintan Bestari selaku perusahaan pengelola pembangunan rumah sakit saat di konfirmasi, permasalahan keretakan mengatakan, “ Akibat keretakan dibeberapa bagian bangunan disebabkan karena campuran pasir yang tidak sesuai”. Ujar Fahmi sat dihubungi melalui selurar. “Namun demikian pihak perusahaan akan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap hal ini. Dan beberapa bagian keretakan sudahpun diperbaiki”. Terang Fahmi.

Berdasarkan keterangan diatas, sungguh sangat disayangkan perusahaan pengelola pembangunan seolah tidak mempunyai tim ahli untuk menyelidiki bahan bahan bangunan yang akan digunakan. Sehingga terjadi keretakan yang sudah pasti pembangunan tersebut terkesan asal asalan.

  1. Bersambung

 

Previous articleGelar pilkada serentak, KPU butuh dana Rp 1,1 triliun
Next articleKapal tenggelam di 2.100 meter, 19 nelayan belum diketahui nasibnya