TANJUNGPINANG – Gubernur Kepri Ansar Ahmad mengatakan, saat ini sudah 98,19 persen rumah di Provinsi Kepri dialiri listrik.
“Artinya hanya bersisa sekitar 1,81 persen lagi rumah tangga di Provinsi Kepri, yang belum dialiri Listrik,” kata Ansar Ahmad, Kamis (17/4/2025).
Dikatakannya, rasio elektrifikasi sebesar 98,19 persen itu, meningkat 4,47 persen dalam masa kepemimpinan Ansar Ahmad sebagai Gubernur Kepri. Di tahun 2020, rasio elektrifikasi sebesar 93,72 persen.
“Angka rasio elektrifikasi terus meningkat dari tahun ke tahun, mulai 93,72 persen tahun 2020, kemudian menjadi 94,50 persen tahun 2021, lalu 96,32 persen tahun 2022, dan 97,99 tahun 2023,” ungkap Ansar Ahmad.
Pada tahun 2025 kata Ansar Ahmad, sebanyak 155 pulau di Kepri telah dialiri listrik PLN, dan 31 pulau berlistrik dari bantuan pemerintah (non PLN).
Dijelaskannya, program percepatan pemerataan listrik melalui Program Kepri Terang, telah memangkas jumlah pulau berpenghuni yang belum dialiri listrik.
Tahun 2025 ini kata Ansar Ahmad, tersisa 38 pulau berpenghuni dari 118 pulau berpenghuni belum dialiri listrik.
“Tahun 2025 ini tidak ada lagi sistem isolated PLN, yakni sistem pembangkit listrik yang berdiri sendiri, dalam artian tidak terhubung dengan jaringan listrik utama PLN yang beroperasi 7 jam. Saat ini di Kepri terdapat 110 sistem isolated PLN. Sebanyak 41 sistem di antaranya beroperasi selama 24 jam, dan 69 sistem beroperasi 14 jam,” ungkapnya lagi.
Selama empat tahun Program Kepri Terang berjalan sejak 2021 hingga 2024, sebanyak 21 pulau telah dibangun genset atau solar home sistem, dan sebanyak 59 Desa atau pulau telah dibangun jaringan listrik.
Melaui Program Kepri Terang pula telah dilaksanakan sebanyak 12.764 bantuan pasang baru listrik (BPBL). Baik melalui anggaran APBD, APBN, CSR, atau berupa SHS.
Tahun 2021, total rumah tangga mendapat bantuan pasang baru listrik berjumlah 4524 rumah tangga, sebanyak 1739 rumah tangga di tahun 2022, 2895 rumah tangga di tahun 2023, dan 3.606 rumah tangga di tahun 2024.(*)