Inhil – Pondok pesantren (Ponpes) Al-Masyhad dan Rumah Tahfiz Daarul Qur’an Al-Munawwir, di Jalan Pekan Arba’ gang Palila, Kelurahan Pekan Arba’ Kecamatan Tembilahan, Kabupaten Inhil, berdiri sejak tahun 2017 hingga kini, dan sudah memiliki 25 orang santri dan santriwati.
Pimpinan Ponpes Al-Masyhad dan Rumah Tahfiz Qur’an Al-Munawwir Ustad Ahmad Munawir Firdaus menjelaskan, bahwa pihaknya membangun pondok pesantren itu bersama orangtuanya, dan rekan-rekan (sahabat) seperjuangan.
“Dengan niat ingin melahirkan penghafal Qur’an, saya dibantu orang tua rekan-rekan dan sahabat terus bersemangat membangun pondok pesantren ini. Orang sempat kaget saat tau kalau di dalam gang Palila ini ternyata ada pesantren,” tukasnya.
Ustad Ahmad Munawir menambahkan, bahwa dirinya pada masa itu (2017 hingga 2019 red) mendirikan pondok pesantren hilir mudik dari kampung halaman yaitu Desa Kuala Sebatu, Kecamatan Batang Tuaka, ke Kelurahan Pekan Arba, Kecamatan Tembilahan, menggunakan sepeda ontel, demi membangun pesantren itu.
“Saya sempat tinggal di emperan Masjid selama 3 bulan, dan sempat ditawarkan oleh warga untuk tinggal di rumahnya. Semua ini dilakukan untuk mewujudkan impian melahirkan penghafal Qur’an,” katanya sembari berbincang dengan wartawan, Rabu (6/7/22).
Kemudian, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Masyhad dan Rumah Tahfiz Daarul Qur’an Al-Munawwir itu mengatakan, bahwa pihaknya dari tahun 2017 hingga 2020 fokus membangun pesantren tersebut.
“Meskipun banyak rintangan dan cobaan yang kami lalui, alhamdulillah pada tahun 2019 sudah berdiri kokoh, hingga saat ini terus kami kembangkan,” sebutnya.
Lebih lanjut, Ustad Ahmad Munawir menerangkan, sejauh ini pihaknya telah mendirikan sekolah yang diberi nama Sekolah Menengah Pertama (SMP) Al-Munawwir.
“Untuk jenjang pendidikan, kami bangun sekolah SMP Al-Munawwir yang memiliki program santri dan santriwati penghafal Al Qur’an. Apabila santri dan santriwati hafal dua juz Al-Qur’an dengan jangka waktu yang sudah ditentukan, maka akan mendapatkan beasiswa pendidikan selama 3 tahun, makan, asrama semua free, dan uang saku sebesar seratus ribu rupiah sebulan sekali di tanggung oleh Al-Masyad,” jelasnya.
Setelah itu, katanya, bagi santri dan santriwati yang berhasil menghafal 4 Juz Al Qur’an maka akan mendapatkan tunjangan atau uang saku sebesar dua ratus ribu rupiah per bulannya.
“Jadi, apabila jenjang hafalan Al Qur’an santri dan santriwati meningkat per 2 Juz maka akan ditambah seratus ribu rupiah. Apabila hafalan Al Qur’annya sudah mencapai tiga puluh Juz, maka akan mendapatkan tunjangan atau uang saku sebesar Rp 1.500.000, perbulannya, dan ini semua ditanggung oleh Pesantren Al-Masyhad dan Rumah Tahfiz Daarul Qur’an Al-Munawwir,” tuturnya.
Terakhir Ustad Ahmad Munawwir menyebut, bahwa saat ini dirinya sedang mengembangkan pesantren dengan membagi asrama santri dan santriwati yang masih dalam tahap pembangunan.
“Saat ini, kita sedang fokus membangun gedung baru untuk asrama putra, di gang Pekan Raya, alhamdulilah progres pembangunannya sudah mencapai 70% dan asrama putri juga sedang dalam proses pembangunan di gang Palila, Kelurahan Pekan Arba, mudah-mudahan semuanya selesai terbangun sesuai dengan yang kita harapkan,” pungkasnya.*