Kundur News
Kundur Karimun Kepri
Pungutan liar, dan korupsi tampaknya sudah mendarah daging dan terjadi hampir disemua sektor kehidupan masyarakat Indonesia. Tempat belajar pun nampaknya tak lepas dari ulah oknum untuk mencari keuntungan dengan cara haram tersebut.
Dugaan tersebut terjadi di Sekolah Menengah Umum SMU Megeri 1 Kundur, di Jalan Sunaryo KM 3.5 Tanjungbatu Kundur, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau. Orangtua siswa mengeluh karena banyaknya pungutan biaya yang peruntukkannya tidak jelas dengan kedok biaya pembangunan. Padahal, bukan rahasia umum lagi jika pembiayaan Sekolah Negeri apalagi biaya pembangunan sudah menjadi tanggung jawab pemerintah.
Salah satu orang tua murid yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan saat ini dirinya sedang dihantui dengan beban biaya-biaya untuk pembangunan sekolah, yaitu untuk pembangunan gedung baru yang belum siap disekolah tersebut.
“Khusus murid baru masuk , Per Siswa dikenakan biaya sebesar 500ribu Rupiah, dengan rincian, katanya untuk meringankan beban orang tua, jadi diberikanlah kebijakan atau boleh di ansur 3 kali pembayaran. Pertama 150 ribu, kedua 150 ribu dan ke tiga sebesar 200ribu. Mau tidak mau kami harus ikut. Karena anak kami apapun alasannya harus sekolah”. Ujar bapak 3 anak ini kepada wartawan.
Tidak cukup-cukup!. Sekolah kononnya sekolah paporit di Kundur ini diduga sudah mengambil kesempatan kepada para orang tua siswa untuk mengambil keuntungan sepihak, atau uang haram. Tidak tangung tanggung, per siswa dikenakan biaya sebesar Rp 500.000,- x 280 siswa = Rp 140.000.000,- dengan rincian untuk biaya plaster dinding, kramik dan plafon.
“Saya sangat merasa keberatan dengan kebijakan pihak sekolah yang menetapkan biaya pendaftaran ulang yang tinggi, apalagi yang berekononi lemah seperti kami,” kata Orang tua siswa yang sehariannya sebagai petani rambutan ini.
Dia merasakan kesal saat dia menanyakan pada pihak sekolah jauh dari apa yang diharapkan, malah pihak sekolah mengatakan kata-kata yang tidak pantas.
“Saya tanyakan langsung kepada pihak sekolah malah saya dikasari katanya, menyekolahkan anak pakai biaya pak,” Ujarnya menambahkan.
Sugiman, selaku Kepala sekolah tersebut, saat dihubungi melalui selurer, enggan untuk menjawab. Di sms, di telpon, beberapa kali tidak pernah menjawab.
Sedangkan Sudarmadi. Selaku kepala Dinas Pendidikan Kabupten Karimun, kedua dua nomor selurer yang kami dapatkan dari salah satu Kabidnya, sudah tidak pernah lagi aktif. Hal ini jelas, besar dugaan kepala dinas pendidikan Karimun sudah kong kalikong untuk meraih uang haram tersebut. Semoga dengan kejadian diatas, Bupati Karimun Bapak Haji Nurdin Basirun, mau mendengar segala keluhan masyarakat. Khususnya masyarakat Kundur.
Dfd
Berita dari Kundur
BACA JUGA
Borok Dunia Pendidikan Karimun !