Tidak hanya di pelosok desa, bahkan di dalam kota pihak sekolah masih bingung harus menerapkan Kurikulum 2013 atau kembali ke Kurikulum 2006. Bahkan di Singaraja justru banyak para guru mengundurkan diri.
Sungguh ironis memang, di tengah kondisi perlunya guru pengajar ataupun bantuan. Justru kini di kabupaten Buleleng, di Singaraja banyak guru yang mundur dan memilih mencari pekerjaan lain. Bisa jadi ini karena tidak siap atau bentuk protes terhadap kebijakan pendidikan yang diterapkan oleh pusat.
“Guru punya tugas yang lebih dalam menerapkan Kurikulum 2013, jadi kebanyakan dari mereka mundur. Terlebih lagi, guru yang masih status mengabdi, gaji mereka kecil ditambah tugas berat, ya lebih baik mereka mundur dan mencari kerja lain,” Kata Kepala Disdikpora Buleleng Wayan Lugraheni, Senin (22/12) di Singaraja, Bali.
Atas adanya kondisi ini, pihaknya pun menyarankan kepada setiap sekolah melalui Kepala Sekolah, untuk bisa menentukan menerapkan Kurikulum 2013 atau kembali menerapkan Kurikulum 2006, sesuai dengan kondisi kemampuan guru di setiap masing-masing sekolah tersebut.
Ia pun menyebutkan, kelebihan dari penerapan Kurikulum 2013 yakni terletak pada proses pembelajarannya yang langsung menuntut siswa tersebut untuk aktif dalam pembelajaran tersebut. Bahkan, setiap guru bisa langsung menilai sikap muridnya secara satu per satu.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Pemuda Dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Buleleng mencatat, ada beberapa sekolah yang sudah menerapkan Kurikulum 2013 yakni, di Tingkat SLTA ada 6 sekolah, dan SMK ada 3 sekolah, sedangkan Tingkat SLTP ada 5 sekolah, dan Tingkat SD ada 6 sekolah.
(merdeka.com) http://www.merdeka.com/peristiwa/tak-siap-sistem-kurikulum-2013-banyak-guru-di-singaraja-mundur.html