Bali Art Centre
Bali Art Centre

Kundur News – Denpasar – Gubernur Bali Made Mangku Pastika mendorong pengelola Keberadaan Taman Budaya (Art Centre) Denpasar untuk mengembangkan program seni-budaya yang bersifat harian. Pertunjukan seni dan budaya diharapkan dapat ditampilkan secara rutin setiap hari sepanjang tahun, sehingga aktivitas di Taman Budaya akan terus hidup sepanjang hari.

“Taman Budaya ini saya harapkan tidak hanya ramai pada saat Pesta Kesenian Bali (PKB)  saja.  Saya harap sehari harinya nanti tetap seperti ini, ada pentas seni, ada pameran kerajinan. Mungkin kesenian-kesenian yang ditampilkan pada saat PKB, bisa ditampilkan kembali di lain waktu. Dengan begitu, aktivitas seni di Taman Budaya akan terus ada, dan tempat ini akan hidup sepanjang  hari, “papar Made Mangku Pastika dalam wawancaranya dengan awak media di sela sela kunjungannya ke  arena PKB ke 39, Jumat (23/6)..

Pastika juga berharap agar keberadaan Taman Budaya bisa  menjadi tempat praktek bagi para dosen maupun mahasiswa seni dalam mempresentasikan  hasil kreativitasnya sepanjang tahun. “Kita hanya punya alam, manusia, seni dan budaya. Kita tidak punya kekayaan alam seperti emas, batu bara dan lain sebagainya. Untuk itu bagaimana kita menjaga kesenian dan budaya kita, sehingga kedepannya seni dan budaya dapat membuat kita hidup dan bisa memberi kesejahteraan bagi kita, “tutur Pastika.

Terkait pelaksanaan PKB ke- 39, orang nomor satu di Bali ini menilai pelaksanaan even tahunan ini sudah semakin baik, hal ini dapat dilihat  dari segi kebersihan maupun ketertiban para pedagang yang semakin meningkat. Tidak hanya itu, ragam pentas seni yang dipertunjukkan juga  semakin bagus dan  bervariasi.

Dalam kunjungannya ke ajang PKB ke 39 kali ini , Gubernur Pastika yang didampingi sejumlah Kepala OPD terkait di lingkungan Pemprov Bali juga berkesempatan untuk mengunjungi stand pameran yang berada di kawasan Gedung Ksirarnawa, yang salah satunya adalah  stand pameran buku keagamaan. Dalam kesempatan tersebut, Gubernur memborong sekaligus empat buku keagamaan tentang  Ensiklopedia Hindu.

Orang nomor satu di Bali ini menyampaikan apresiasinya atas penyusunan  buku yang terdiri dari empat seri tersebut, dimana menurutnya penyusunan sebuah buku bukanlah pekerjaan mudah.

“Buku ini mungkin habis dibaca dalam waktu satu bulan, namun penyusunan buku ini melibatkan banyak nara sumber dan memerlukan waktu yang lama untuk menyusunnya. Dengan membaca buku ini, kita akan memperoleh banyak pengetahuan. Waktu yang diperlukan untuk menyusun buku ini jauh lebih lama dari waktu yang kita butuhkan untuk membacanya, ” ujar Pastika.*

Previous articleFestival Lampu Colok Karimun, Masyarakat Kundur: “Oknum di Dinas Pariwisata Karimun Tidak Pancasila”
Next articleUcapan Lebaran Sesuai Sunah