Inhil– Dinas kesehatan kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) mengelar kegiaatan audit meternal prinatal (AMP) di aula hotel Inhil Pratama jalan Guru Hasan, Tembilahan, Rabu (27/7/2022) pagi.

Tampak hadir dalam kegiatan audit maternal prinatal (AMP) PLT Kadis Dinkes Inhil Budi Pemungkas, Direktur RSUD atau yang mewakili, sekretaris Dinkes Inhil, Kabid Dinkes, sub kordinator Dinkes Inhil, kepala ruangan RSUD, kepala UPT Puskesmas, bidan kordinator/pengelola ibu dan anak.

Audit Maternal Perinatal (AMP) merupakan kegiatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan melalui pengkajian dan pembahasan kasus kesakitan, kematian ibu dan perinatal sebagai upaya pembelajaran bersama dalam menyikapi kasus kematian yang telah terjadi sehingga ditemukan cara penanganan yang lebih baik dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi dan Balita (AKB) di masa yang akan datang.

Dalam sambutannya PLT Kadis Dinkes Inhil Budi N Pamungkas mengatakan dan upaya percepatan penurunan angka kematian ibu, lahir mati dan bayi baru lahir, perlu adanya sistem informasi dan pencatatan serta pelaporan yang efektif. Oleh karena itu, perlu upaya penguatan manajemen program kesehatan ibu dan anak termasuk kegiatan AMP.

“AMP bertujuan untuk mempelajari hal-hal yang mengakibatkan dan berkaitan dengan kematian ibu, lahir mati dan kematian bayi baru lahir (Perinatal). Kematian Ibu (Maternal) adalah Kematian perempuan selama kehamilan atau dalam periode 42 hari berakhirnya kehamilan. Sedangkan Kematian Perinatal adalah Kematian janin sebelum lahir sampai berusia 28 hari,” ujar Budi.

Lebih lanjut dikatakan Kadis Dinkes Inhil Budi N Pamungkas, untuk memastikan AMP efektif perlu adanya kegiatan pendampingan oleh dokter Spesialis Kandungan maupun dokter spesialis anak, agar proses AMP menjadi lebih baik dalam menjawab sebab kematian dan akar masalah. Sehingga adanya penyusunan rekomendasi, perbaikan regulasi/kebijakan dalam mengatasi kematian ibu dan bayi.

Budi menjelaskan bahwa kematian ibu dan bayi di kabupaten Indragiri Hilir dari 2019 sampai dengan 2022 mengalami peningkatan untuk itu perlunya audit maternal prinatal (AMP).

“Kita (Inhil) di Januari sampai Juni 2022, kematian ibu meninggal melahirkan 5 orang dan kematian bayi 28 orang itu sangat tinggi sekali,” jelas Budi.

“Diharapkan dengan adanya pertemuan pengkajian AMP yang komprehensif dapat menghasilkan rekomendasi untuk ditindaklanjuti dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu, lahir mati dan bayi baru lahir. Semoga Allah SWT menyertai dan memberkahi kita,” sambungnya.

Terakhir dikatakan PLT Kadis Dinkes Inhil Budi Pemungkas. Selain membahas permasalan kesehatan ibu dan bayi, pertemuan ini juga sebagai sarana menambah ilmu pengetahuan bagi bidan di desa tentang penanganan keselamatan ibu dan bayi saat proses persalinan.

“Dengan adanya AMP ini diharapkan mutu pelayanan terhadap ibu dan bayi semakin meningkat sehingga angka kematian ibu dan bayi dapat diturunkan,” tutupnya.

Untuk diketahui Kegiatan ini juga Dinkes Inhil mengundang para 30 peserta.(ADV).

Previous articlePolisi Terapkan Tilang Elektornik di Provinsi Kepri Mulai September 2022, Batam Jadi Target Pertama
Next articleLembaga Kemasyarakatan Kelas IIa Tembilahan Gelar Donor Darah Dalam Rangka Hari Dharma Karya Dhika Ke-77