Anambas – Desa Candi Kecamatan Palmatak bersama dengan Yayasan Anambas membuka Bank Sampah bagi masyarakat Palmatak. Tujuannya ialah mendukung visi dan misi Bupati Kepulauan Anambas dalam mewujudkan Anambas bebas sampah.
Kepala Desa Candi, Suparman menjelaskan, Bank Sampah yang dikelola oleh Pemerintah Desa bersama Yayasan Anambas ini telah disosialisasikan pada tanggal 1 Juni lalu, dan sudah mulai beroperasi pada 11 Juni kemarin.
“Kita sudah melakukan sosialisasi kepada Desa-desa tetangga, selanjutnya kita mulai beroperasi pada sabtu lalu. Kita membuat Bank Sampah ini agar bisa mendukung Visi dan Misi Bupati dalam mewujudkan Anambas bebas sampah,” jelas Suparman ketika diwawancarai melalui sambungan telefon, Selasa (14/6/2022).
Dirinya juga mengatakan, Bank Sampah ini sedang dalam proses penyempurnaan, yang mana kepengurusan dan juga namanya nanti akan kita bentuk. Kendati demikian, untuk masyarakat Palmatak yang ingin menjual barang-barang bekas atau sampah yang mempunyai harga jual tetap bisa menggunakan Bank Sampah ini.
“Saat ini kita sedang memproses agar Bank Sampah mempunyai sistem yang baik dalam pengelolaan, akan tetapi kita tetap masih beroperasi. Tidak hanya untuk masyarakat Desa Candi saja, masyarakat dari Desa lain juga bisa menjual kepada Bank Sampah kita,” katanya.
Suparman juga menyampaikan, jenis sampah yang diterima pada Bank Sampah Desa Candi menyerupai botol kaca, kertas atau koran, kaleng, kantong plastik dan hal lainnya yang bisa di olah.
“Kita menerima jenis bahan yang mempunyai harga jual dan juga bisa diolah kembali, harganya juga mengikuti harga pasaran,” ucap Suparman.
Terakhir ia berharap, semoga dengan adanya Bank Sampah ini bisa membuat masyarakat menjadi lebih perduli dengan daerah sekitarnya, agar dapat mengurangi limbah yang menyebabkan bibit penyakit dan lingkungan yang kotor.
“Kita berharap agar dengan adanya Bank Sampah ini, masyarakat menjadi lebih perduli terhadap wilayah sekitar untuk menjadikan lebih baik dan bersih, selain itu juga kan bisa menjadi sarana peningkatan ekonomi khususnya ibu-ibu, dari pada barang yang bernilai jual hanya dibuang dan menjadi sampah,” harap Suparman.*