Tanjungberlian – Syahrudin (47), warga yang tinggal di gubuk reot di tepi laut RT 014 RW 006, Sungai Jangkang, Kelurahan Tanjungberlian Kota, yang dikabarkan hidup dibawah garis kemiskinan dan tidak pernah mendapat bantuan Pemerintah, dibantah keras oleh salah satu tokoh agama, tokoh masyarakat yang juga ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kundur Utara, Syafi’i. Dikatakannya, Syahrudin beserta keluarga yang tinggal tak jauh dari rumahnya itu dikarenakan Syahrudin memiliki usaha docking kapal, itulah sebabnya mereka bermukim di tepi laut untuk mempermudah bekerja.
“Rumah saya tak jauh dari tempat docking kapal milik Syahrudin. Disana mereka memang hidup bersama keluarganya, namun disaat tidak ada job perbaikan kapal, Syahrudin mengambil kayu untuk dijual di pulau Tanjung Pantung, posisi pulaunya pas didepan tempat mereka tinggal,” terang Syafi’i, Selasa, (30/06/2020).
Dikatakan Syafi’i lagi, Syahrudin aslinya warga Kabupaten Bengkalis, Riau, yang pindah ke Kundur Utara tepatnya di Parit Syukur, Desa Tanjungberlian Barat.
“Mereka itu baru mendirikan pondok di Sungai Jangkang, untuk mempermudah dia bekerja, sebelumnya tinggal di parit Syukur,” kata Syafi’i.
Secara terpisah, Camat Kundur Utara, Isnaidi, saat dimintai keterangan terkait hal diatas, ikut membatah pernyataan yang mengatakan pemerintah tak pernah berikan bantuan. Dikatakannya, bantuan jenis sembako covid telah diberikan, dan bantuan BST atau BLT dikarenakan Syahrudin hidup berpindah-pindah tempat.
“Untuk disalurkan BLT dari desa Tanjung Berlian Barat sedangkan mereka sudah pindah, kalau bantuan BST mereka merupakan penduduk baru di Kelurahan Tanjungberlian Kota,” kata Isnaidi.
Intinya, sambung Isnaidi, yang namanya warga Kundur Utara, pihaknya pasti memberikan bantuan bagi yang membutuhkan.
“Untuk anaknya yang katanya putus sekolah, InshaAllah pasti kita fasilitasi, bagaimana untuk bisa kembali bersekolah,” ujar Isnaidi.
Lurah Tanjungberlian Kota, Agus Kurniawan, mengatakan, Syahrudin akan segera diberikan bantuan dalam program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di tahun 2020 ini. Itupun jika Syahrudin dapat menunjukan kepemilikan tanah.
“Kita akan ajukan ke program BSPS tahun ini juga, jika Syahrudin memenuhi persyaratannya,” kata Agus Kurniawan.
Media Kundur News saat mengkonfirmasi Syahrudin, dirinya juga membantah sebagai tukang penoreh karet. Dia mengakui bahwa dia adalah seorang pencari kayu yang dijual ke dapur arang pulau Tanjung Pantung.
“Setiap hari saya bekerja sebagai pencari kayu untuk dibuat arang, kalau hujan turun saya tak dapat bekerja”, keluh Syahrudin dengan belas, saat kunjungan Kapolres Karimun, AKBP Muhamad Adnan, di pondok kediaman Syahrudin, Senin, (29/06/2020).*