Cuaca hujan ringan diperkirakan mewarnai proses pencarian pesawat AirAsia QZ 8501 di wilayah Bangka Belitung. Pesawat AirAsia dengan rute penerbangan Surabaya-Singapura ini hilang kontak sejak Minggu (28/12) pagi.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, cuaca di kisaran Pangkal Pinang (ibukota Bangka Belitung) hari ini hujan ringan dengan suhu 24-31 derajat celcius dan kelembaban 65-97 persen.
Dikutip dari Antara, Senin (29/12), menurut BMKG, kecepatan angin di Pangkal Pinang, yang juga kota terbesar di pulau Bangka, rata-rata adalah 14 kilometer per jam arah barat laut, sedangkan kecepatan angin di Tanjung Pandan (kota terbesar di pulau Belitung) rata-rata 19 kilometer per jam arah barat.
Sebagaimana diketahui, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdiri atas dua pulau utama yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung.
Berdasarkan informasi, dari ensiklopedia dunia maya Wikipedia, di Provinsi Bangka Belitung, total pulau yang telah bernama berjumlah 470 buah dan yang berpenghuni hanya 50 pulau.
Basarnas juga telah membentuk Posko Pusat di Kantor Basarnas, Kemayoran, Jakarta, dan juga terdapat Posko Taktis yang berada di Pangkal Pinang, Bangka Belitung.
Sebagaimana diberitakan, Plt Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Djoko Murjatmodjo mengatakan, pesawat maskapai AirAsia bernomor penerbangan QZ 8501 yang hilang kontak diperkirakan berada di antara Tanjung Pandan dan Pontianak.
Djoko Murjatmodjo mengatakan pilot pesawat AirAsia QZ 8501 saat kontak terakhir menyatakan ingin naik ketinggian yang diperkirakan menghindari cuaca buruk.
“Pesawat mengontak Air Traffic Control (ATC) Jakarta pada pukul 06.12 WIB,” kata Djoko dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (28/12).
Menurut dia, dalam kontak tersebut pilot menyatakan ingin menghindari awan dari arah kiri dan meminta naik ke ketinggian 38 ribu kaki.
Pada awalnya, pesawat tersebut setelah lepas landas dari Bandara Internasional Djuanda Surabaya sekitar pukul 05.36 WIB berada pada ketinggian 32 ribu kaki.
Sedangkan pada pukul 06.16 WIB, pesawat masih terlihat di radar layar, dan pukul 06.17 pesawat hilang kontak dan hanya tampak sinyal di radar.
Kemudian pada 06.18 WIB, realisasi pesawat pada radar hilang dan yang tampak hanya ‘flight plan track’ (jalur rencana penerbangan).
Dia juga mengungkapkan, pesawat dalam keadaan baik tetapi pilot diperkirakan menghindari cuaca yang kondisinya tidak bagus. “Pesawat jelas baik, cuaca di sana yang sedang tidak baik,” katanya.
Basarnas butuh kapsul penyelam untuk AirAsia QZ 8510
Badan SAR Nasional mengaku tidak memiliki kapsul penyelam untuk mencari pesawat AirAsia QZ 8510 yang hilang dalam penerbangan dari Surabaya menuju Singapura. Jika pesawat itu jatuh ke laut dan lokasinya diketahui, Basarnas mengaku tidak punya alat untuk melakukan penyelaman.
“Ada satu alat lagi yang mestinya kita butuhkan yang namanya kapsul yang bisa menyelam hingga dasar laut, itu kita tidak punya,” kata Kepala Basarnas Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo di kantornya, Jakarta, Senin (29/12).
Soelistyo menambahkan, karena sinyal Emergency Locator Transmitter (ELT) dari pesawat yang hilang kontak itu belum tertangkap radar, upaya pencarian di hari kedua dilakukan dengan menetapkan daerah pencarian yang sangat dinamis.
Sedangkan untuk pencarian di hari kedua, Basarnas mengandalkan kapal penyapu ranjau milik TNI AL yang menggunakan sistem sonar untuk mendeteksi keberadaan pesawat jika jatuh di laut.
Terkait kapsul penyelam yang dibutuhkan Basarnas, Soelistyo mengaku Basarnas sudah mendapatkan tawaran dari tiga negara. “Ya, kita sedang berusaha meminjam dari negara lain, ada tawaran dari Prancis, dari Inggris, dari Amerika juga menawarkan. Nanti mana yang kita pakai, alat itu kita harus bisa menentukan dulu lokasinya baru bisa menurunkan kapsul itu untuk melakukan pertolongan,” pungkasnya.
(Merdeka.com) http://www.merdeka.com/peristiwa/wilayah-pencarian-airasia-di-bangka-belitung-diprediksi-hujan.html