Rahman, yang merupakan instruktur dari YSAI memberikan materi kepada peserta latihan las, di SMKN 1 Karimun, Minggu (19/2)

KARIMUN – Sebanyak 20 peserta telah selesai mengikuti pelatihan las, yang digelar Yaysan Seniman Api Indonesia (YSAI) di Kabupaten Karimun, bertempat di gedung workshop SMK Negeri 1 Karimun.

Pelatihan tersebut merupakan swadaya dari YSAI Kabupaten Karimun, sehingga setiap peserta tidak dikenakan biaya alias gratis.

Lama pelatihan yang diikuti sekitar satu bulan dengan delapan pertemuan, yang hanya dilakukan setiap akhir pekan. Karena para instruktur merupakan pengurus maupun anggota YSAI yang bekerja, sehingga materi baru dapat diberikan pada hari tidak wajib kerja, atau setiap Sabtu dan Minggu.

Ketua Trainer YSAI, Beny Aryan, mengatakan, pelatihan yang digelar sudah cukup banyak dan ini merupakan yang kesekian kalinya. Seluruh pelatihan dilaksanakan secara gratis untuk semua peserta. Dengan tujuan menekan angka pengangguran di Kabupaten Karimun.

“Tujuannya adalah, memberikan ilmu bagi para pemuda dengan niat agar skil mereka lebih bagus, sehingga memiliki peluang untuk bekerja di perusahaan-perusahaan besar. Karena dari pelatihan yang kami laksanakan ini, melihat pangsa pasar berdasarkan dari tenaga apa yang diperlukan perusahaan,” kata Beny, Minggu (19/2).

Bahkan menurutnya, selesai dari pelatihan tersebut para peserta sudah disediakan wadah atau perusahaan yang siap menampung mereka bekerja, tepatnya di salah satu perusahaan besar di Kota Batam.

“Pelatihan ini murni dari agenda swadaya YSAI, dan kali ini kami memanfaatkan anggaran yang diberikan oleh Gubernur Kepri saat pelantikan pengurus YASI di Gedung Serbaguna Kantor Bupati beberapa pekan kemarin. Maka tidak kami gunakan untuk organisasi, tapi kami manfaatkan guna meningkatkan skil untuk para pemuda,” tambah Beny.

Dikatakannya, sejatinya cukup banyak yang berminat untuk mengikuti pelatihan yang digelar
YSAI, namun karena keterbatasan anggaran maka dana yang tersedia hanya cukup untuk melatih 20 orang saja.

Bahkan menurut Beny, jika dana tersedia lebih besar maka YSAI bisa melatih mencapai ratusan orang, namun biayanya sangat besar.

Dia mencontohkan, beberapa pengeluaran biaya yang cukup besar seperti tabung gas, dengang biaya Rp1 Juta dan hanya dapat dipakai dalam beberapa hari, termasuk plat besi panjang seharga jutaan rupiah, untuk praktek mengelas, kawat las per kotak seharga ratusan ribu dipakai 20 peserta dan langsung habis dalam satu kali pertemuan.

Sementara itu, salah seorang instruktur dari YSAI, Rahman mengatakan, meski Kabupaten Karimun belum memiliki BLK, namun pelatihan tetap dapat dilaksanakan di SMKN 1 Karimun.

“Setiap pelatihan yang kami laksanakan, maka pasti bekerjasama dengan SMK N 1 Karimun dan SMKN 1 Kundur Utara, karena dua sekolah ini memiliki gedung workshop, yang bisa kami pinjam untuk memberikan pelatihan bagi para pemuda dan para alumni sekolah tersebut,” kata Rahman.

Sampai saat ini menurutnya, sudah lebih dari 300 pemuda di Kabupaten Karimun yang telah
dilatih YSAI dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir.

“Bahkan lulusan dari pelatihan yang kami buat, rata-rata telah diterima bekerja di perusahaan
ternama. Apa lagi dalam pelatihan kali ini, 20 peserta ini sudah ada perusahaan yang siap
menampung mereka untuk bekerja,” ujar Rahman.

Materi yang disampaikan kepada para peserta menurutnya, sesuai yang dibutuhkan oleh perusahaan, sehingga dia meyakini seluruh peserta yang dilatih siap bersaing di dunia industri, dengan berbekal skil yang telah dimiliki dari pelatihan yang diikuti dari YSAI.

Salah seorang peserta pelatihan las, Hermansyah mengatakan, sangat membutuhkan latihan dalam meningkatkan skil, sehingga kegiatan yang digelar YSAI membantu dirinya untuk  encari pekerjaan yang memadai.

Jika sebelumnya dia pernah bekerja di salah satu perusahaan galangan kapal di Karimun, namun tidak memiliki kemampuan yang patut diperhitungkan, namun kini dia telah memahami beberapa ilmu dari pelatihan yang digelar YSAI.

“Seperti tehnik Smaw, sebelumnya saya tidak paham. Tapi melalui pelatihan YSAI ini saya jadi mengerti, dan selesai dari sini mudah-mudahan bisa bekerja di perusahaan yang saya idamkan, yakni PT Saipem,” kata Hermansyah.

Pria 22 tahun ini berharap, agar YSAI terus eksis dan tetap menggelar pelatihan demi meningkatkan kemampuan para pemuda, karena dia sendiri merasakan apa yang dialami para pemuda yang sebelumnya tidak memiliki skill.(*)

Previous articleSinergiritas, Babinsa Koramil 06/KTM dan Babinkamtibmas Hadiri Isra Mi’raj 1444/H di Musholla Istiqomah Desa Air Tawar 
Next articleJalin Keakraban, Babinsa Koramil 06/KTM Serda Rudi Hartono Laksanakan Komsos dengan Warga Binaan